Sekjen VOSY RI : Diduga Melakukan Mark Up Dana Bos, Kepala KCD Unit 3 dan Kepala Sekolah Telah Menghina LSM dan Wartawan Yang Dianggap Pemeras Para Kepala Sekolah

        

Foto: Heryanto Sekjen LSM VOSY RI.(Dok.Istimewa)


BEKASI, TEGAR NEWS - Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Voice Of Society (VOSY RI) menyayangkan sikap Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) wilayah 3 Bekasi yang mengatakan para kepala sekolah dan kcd sendiri merasa gerah dengan sosial kontrol yang dilakukan oleh pihak LSM dan wartawan terkait penggunaan anggaran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Sekretaris Jendral (Sekjen) LSM Vosy RI Heryanto mengatakan, terkait dengan dugaan penyalahgunaan anggaran yang di lakukan oleh beberapa sekolah menengah atas negeri yang berada di wilayah kota Bekasi yang diduga fiktif.

"Berawal dari temuan dan dugaan penyalahgunaan anggaran dana BOS tahun 2020, dimana terdapat alokasi dana yang cukup fantastis nilainya untuk kegiatan ekstrakulikuler yang notabene ditahun tersebut kita masuk masa pandemi dimana semua sekolah melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Bagaimana bisa kegiatan ekstrakulikuler tersebut dilaksanakan sedangkan pembelajaran para siswa saja dilakukan secara daring," ujarnya kepada Tegar News, Jumat (16/9/2022).

Hery sapaan akrabnya mengatakan, bukan hanya terkait dugaan mark up untuk kegiatan ekstrakulikuler saja, kami juga menduga adanya alokasi anggaran untuk perawatan gedung yang nilainya sangat besar.

"Selain dugaan penyalahgunaan anggaran kegiatan ekstrakulikuler kami juga menemukan dugaan penyelewengan anggara perawatan gedung sekolah yang nilainya sangat fantastis," katanya.

Hery juga mengkritisi anggaran pembelian buku yang diduga tidak sesuai dengan harga eceran tertinggi yang sudah ditetapkan oleh kementerian pendidikan sesuai zonasi wilayah.

"Kami juga menemukan dugaan mark up penjualan buku pembelajaran yang di lakukan oleh sekolah yang tidak sesuai dengan HET yang telah ditetapkan," tegasnya 

Ia juga sangat kecewa dengan steatment yang di katakan oleh kepala KCD unit 3 yang merasa tidak nyaman dengan LSM dan Wartawan yang melakukan sosial kontrol.

"Pada hari Rabu tanggal 14 September 2022 sekitar pukul 14.00 wib sampai dengan 15.00 wib kepala KCD unit 3 mengatakan di kantor KCD saat saya meminta jawaban surat kami kepala kcd mengatakan ketidaknyamanan dari para kepala sekolah terhadap LSM dan Wartawan yang melakukan sosial kontrol dan keesokan harinya Kamis 15 September 2022 melalui sambungan telepon kepala kcd  mengatakan kembali bahwa para kepala sekolah merasa tidak nyaman dengan LSM dan Wartawan yang melakukan monitoring kepada pihak sekolah yang ujung-ujungnya melakukan pemerasan dan intimidasi. Disini kita bisa menilai bahwa kepala kcd dan para kepala sekolah telah melakukan pembunuhan karakter kepada LSM dan Wartawan. Bagaimana bisa seorang kepala sekolah dan kepala kcd yang seharusnya memberikan informasi terkait penggunaan anggaran dana bos yang notabene sudah di publikasikan secara online yang jelas tertuang dalam undang-undang KIP No 14 tahun 2008 malah merasa tidak nyaman," jelasnya.

Ia berharap kepada para kepala sekolah terutama kepala KCD unit 3 untuk segera mengklarifikasi dan meminta maaf karena telah menghina LSM dan Wartawan yang dianggap sebagai pemeras.

"Sangat disayangkan apa yang telah dikatakan oleh kepala KCD yang jelas menghina dan melecehkan para LSM dan Wartawan yang dianggap sebagai pemeras kepala sekolah. Itu merupakan penghinaan dan saya meminta kepala KCD harus membuktikan dan mempertanggung jawabkan perkataanya tersebut." Pungkasnya.(Red/Jc)

Posting Komentar

0 Komentar