Setahun Jokowi-JK, Operasi Intelijen Asing Menjangkau ke Toilet dan Meja Makan Presiden


Oleh:
HARIS RUSLY
Petisi 28


Hubungan diplomasi China dengan Jepang dalam sejarahnya selalu diwarnai perseteruan yang sangat emosional, bagaikan pertarungan abadi antara kebaikan melawan kejahatan, atau perseteruan alamiah antara tikus dengan kucing dalam film Tom and Jerry.

China (dan juga Korea Selatan) adalah dua negara yang selalu memutar ulang drama sejarah penindasan sangat keji yang dilakukan tentara Jepang terhadap rakyat dan bangsanya.

Hanya bangsa Indonesia saja yang dipimpin oleh elite politik bermental jongos yang tidak trauma terhadap penjajahan asing yang sangat keji dan biadab, yang merampok kekayaan alam, memperbudak jutaan rakyat kita, wanita kita diperkosa oleh tentara Jepang, puluhan ribu ulama dan pejuang bangsa kita ditangkap, dibunuh, dipenjara dan dibuang oleh kolonialis Belanda hingga ke daerah yg sangat tandus di Afrika dan wafat sana. 

Akibatnya, hingga hari ini penjajahan asing masih mencengkeram bangsa Indonesia yang di-back up oleh para 'londo ireng', 'marsose' dan 'bodyguard' politik.

Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) dalam berbagai kesempatan mengatakan akan menegakkan Trisakti, namun pada kenyataannya tidak mendesain ulang sistem negara yang memproteksi datangnya spektrum ancaman baru yang menjadikan negara kita sebagai medan pertarungan atau gelanggang perlombaan berbagai kepentingan international.

Dalam pertarungan yang dilatarbelakangi memperebutkan proyek kereta cepat jarak pendek Jakarta-Bandung, terlihat Presiden Jokowi, Wapres JK dan Meneg BUMN Rini Soemarno, diduga telah bertindak demi kepentingan pribadi dan perusahaannya, mengundang China dan Jepang untuk bertarung di atas tanah air kita.

Pemerintahan Jokowi-JK telah menjadikan bangsa Indonesia sebagai medan konflik antara dua poros kapitalisme global, Jepang dan Amerika dengan poros Trans-Pacific Partnership (TPP) berhadapan dengan China dan Rusia dengan poros BRICS.

Saat ini perang intelijen dari dua poros kapitalisme global yang sedang bertarung memperebutkan pengaruh politik di negeri kita telah menjangkau hingga ke toilet, meja makan dan ruang rapat Presiden Jokowi di Istana Negara.

Jika Pemerintahan Jokowi-JK mempunyai jiwa Trisakti pasti berusaha memproteksi negaranya dari ancaman dijadikan sebagai gelanggang atau medan konflik dari berbagai kepentingan internasional, baik pertarungan ideologi maupun ekonomi dan politik.

Marilah kita amati dan belajar kepada negara besar seperti Inggris, Amerika dan China, yang berhasil mendesain sistem negaranya yang kuat, kokoh dan kebal menghadapi berbagai ancaman yang menjadikan negaranya sebagai medan konflik dari berbagai kepentingan internationalis.

Posting Komentar

0 Komentar