Kisah Soal N.W.A, Grup Hip Hop Paling Berbahaya di Dunia




TEGARNEWS.com - Dr. Dre meraba otot bahu kanannya yang besar di balik kaus hitam ketat, dan berusaha untuk tidak meringis. Bahunya sedang dilanda rasa sakit. Dia harus merekam acara radio Internet, mixingalbum yang agak rahasia, serta menerima telepon dari Jimmy Iovine. Tapi di tengah suatu siang yang padat pada Juli lalu, Dre–produser pionir genrerapper yang ogah-ogahan; mentor Snoop Dogg, Eminem, dan Kendrick Lamar; pemilik merek headphoneyang menonjolkan bas–memancarkan aura tenang dan terkendali. Seolah-olah ia sedang menjadi produser eksekutif dari tiap momen hidupnya.

Sebuah jam bertabur berlian melingkar di pergelangannya (“Mungkin Rolex, ini hadiah”), dan sepatu Air Force One putih yang baru membungkus kakinya (konon ia memakai sepasang sepatu baru setiap hari). Dia sedang duduk di ujung sofa kulit berwarna coklat di ruang tamu kompleks studio rekaman eksklusif di Sherman Oaks yang baru dibeli dan dipugarnya, setelah menyewakannya selama bertahun-tahun.

“Saya belum menjadi miliarder,” kata Dre. 

“Semoga saya bisa. Suatu hari. Tapi saya beri tahu sesuatu: saya tak butuh pendapatan lagi sepanjang hidup saya. Untuk sisa hidup saya, saya hanya akan bersenang-senang dan berkreasi.”Mengingat kondisinya sekarang, ini adalah pembelian yang tak seberapa. “Saat ini, secara finansial, saya sangat sehat,” kata Dre dengan sedikit merendah. Di pertengahan ’80-an, dua tahun sebelum mendirikan N.W.A, Andre Young hanya bisa tidur di sofa sepupunya. Ia begitu miskin sehingga tak mampu membayar uang jaminan saat dipenjara karena sering melanggar batas kecepatan lalu lintas. Tahun lalu, ketika ia dan Iovine menjual Beats kepada Apple Inc., Dre menerima sekitar 500 juta dollar AS. Inilah gunanya besar di jalanan.

Dre berusia 50 tahun pada Februari lalu, dan belakangan ini punya banyak kesempatan untuk merenungi dampak perjalanan hidupnya secara menyeluruh.Straight Outta Compton, film tentang kisah N.W.A yang diproduksi studio besar tapi mempertahankan kredibilitas jalanan, beredar pada 14 Agustus. Dre dan Ice Cube, mantan rekan bandnya, sangat terlibat sebagai produser dengan tujuan memelihara keaslian dan warisan mereka. Film itu disutradarai F. Gary Gray, yang sempat menghabiskan masa kecilnya di South Central Los Angeles dan mengarahkan Friday (1995), film komedi klasik yang dibintangi Cube. Film itu melebihi biopik musik standar karena menyoroti kenyataan kehidupan di Compton dan South Central di era ’80-an, saat lebih mudah mendapatkan senjata AK-47 ketimbang pekerjaan. Itu ditambah dengan maraknya perdagangan kokain, persaingan geng, maupun semua polisi–di bawah kepemimpinan militer Daryl F. Gates, kepala LAPD–lepas kendali. “Anda harus lihat kenapa kami membuat musik,” kata Ice Cube. “Bukan hanya karena ‘kami anak kulit hitam pemarah dari South Central’, tapi kenapa kami membuat rekaman seperti itu? Kami hidup di tengah perdagangan kokain, perseteruan geng, brutalnya polisi, dan perekonomian Reagan. Kami tak bisa lari ke mana-mana.”

Adegan-adegan paling emosional di film itu terasa meresahkan pada 2015 setelah kejadian Ferguson, dengan mendramatisasi penindasan rutin yang tak manusiawi oleh LAPD. Ini menginspirasi Cube untuk membuat lirik rap tentang polisi, “think they have the authority to kill a minority” pada “Fuck Tha Police”, lagu protes yang membuat FBI gusar dan juga menjadi pertanda dari kerusuhan di Los Angeles tiga tahun kemudian. “Hal yang sebenarnya menyedihkan adalah bahwa ‘Fuck Tha Police’ sebenarnya terlambat 400 tahun,” kata Cube sambil tertawa kecil. “Setiap tahun ada seribu Rodney King yang tak pernah kita dengar beritanya. Baru sekarang berkat teknologi kita bisa benar-benar melihat penindasan yang selalu dialami orang-orang miskin. Tapi perlakuan itu biasanya masih dilakukan diam-diam. Itulah yang membuat film kami relevan sekarang, dan membuat N.W.A relevan sekarang.”

Banyak grup musik cepat pecah, terutama grup yang memiliki terlalu banyak bakat dan ego. Tapi bisa jadi N.W.A adalah pemecah rekornya.

Formasi yang paling terkenal (Dre, Cube, mendiang Eazy-E, MC Ren, DJ Yella) hanya membuat satu album bersejarah, Straight Outta Compton(1989), yang direkam dalam enam minggu saja dengan produksi yang kini dianggap primitif oleh Dre. “Dulu saya mengirarefrain seharusnya hanya berisi saya sedang scratching,” katanya. “Kami tak pernah membayangkan ini akan jadi sebesar apa. Kami hanya ingin terkenal di lingkungan kami.”

Peran Eric “Eazy-E” Wright sebagai anggota grup, bintang solo, dan presiden Ruthless Records (perusahaan rekaman N.W.A) ditambah dengan kemitraannya bersama Jerry Heller, manajer mereka, menjadi penyebab mereka mulai goyah. Saat N.W.A menyelesaikan tur pertamanya, Ice Cube hendak hengkang karena merasa bayarannya kurang memadai. Dua tahun kemudian, saat N.W.A menyelesaikan album keduanya,Niggaz4life (lebih canggih dari segi musik tapi jauh lebih kasar dari segi lirik), Dre keluar dan juga mengeluhkan soal keuangan. “Dre pergi begitu saja,” kata Yella. “Dia bilang, ‘Saya akan keluar. Kamu ikut?’ Saya jawab, ‘Nanti saya kabari.’ Hingga hari ini, saya tak pernah mengabarinya.” Ketika album itu menduduki peringkat No. 1, N.W.A sudah bubar.

Kelanjutannya tidak mengenakkan. Terutama ketika Dre dan sahabatnya, The D.O.C., mendirikan Death Row Records bersama Suge Knight. Dre memanfaatkan beberapa momen dalam The Chronic(1992), album solo perdananya, serta keseluruhan video “Dre Day” yang kasar untuk mengolok Eazy (“Eric membencinya,” kata Ren). Tapi para anggota yang masih hidup bersikeras bahwa N.W.A berada di ambang reuni tak lama sebelum Eazy wafat di tahun 1995 akibat komplikasi yang disebabkan AIDS. “Saya benar-benar mengira kami akan memperbaiki apa yang sudah rusak,” kata Cube. “Sedih rasanya, karena harapan saya sungguh besar.”

“Andai Eric tidak wafat,” kata Dre, “kami pasti akan menggarap album N.W.A lagi, dan pasti luar biasa. Saya dan Eric pernah membahas tentang betapa bodohnya kami karena saling menghujat.”

Setelah N.W.A bubar, Ren menjalankan karier solo sederhana yang masih berlanjut hingga kini. “Tapi rasanya tidak sama,” kata sang rapper yang hidup dengan tenang di Palm Springs, California. Seperti halnya Ice Cube, Yella juga memasuki industri perfilman, tapi pada segmen yang agak berbeda: Ia menjadi produser dan sutradara sekitar 300 film pornografi, sebelum kembali ke dunia DJ beberapa tahun lalu.

Lewat perpaduan kisah-kisah adu senjata api, misogini, laporan jalanan, dan protes penuh amarah yang dikemas dengan seru, meresahkan, dan kocak, Straight Outta Compton adalah album yang hebat sekaligus titik balik budaya. Album ini menjadi penanda dari dominasi gangsta rap dan semua turunannya. Ia menciptakan cetak biru bandar narkotika yang menjadirapper pada diri Eazy-E, diikuti artis-artis seperti Jay Z dan Migos; memantapkan status hip-hop West Coast yang tadinya goyah; membuka jalan bagi The Chronic, Snoop Dogg, dan Tupac Shakur; menginspirasi film-film seperti Boyz n the Hood, dan menjangkau jutaan anak kulit putih tanpa kompromi. Kali ini para pendengar mengikuti kemauan artis dan bukan sebaliknya. “Kalau membicarakan kenyataan dan menemukan ada yang sama, semua orang ingin menjadi bagian dari itu,” kata Cube. “Dulu saya mendengar lagu-lagu Nirvana. Masa kecilnya benar-benar berbeda dari saya, tapi ada rasa yang sama.”

Kemunculan N.W.A juga menandai bahwa sejak itu band-band rock harus bekerja lebih keras jika ingin membuat orang tua ketakutan. “Kami merasa begitu sangar,” kata Axl Rose belakangan. “Lalu N.W.A muncul dengan rap bahwa kita bisa tertembak begitu keluar rumah. Jelas kalau kami cuma anak kulit putih yang sok jagoan.”

Walau berdampak besar, musik N.W.A lebih bersifat evolusioner daripada revolusioner, dan berasal dari silsilah yang jelas. “Boyz-N-the Hood”, lagu Eazy (1987, ditulis oleh Ice Cube serta diproduksi oleh Dre dan Yella) dan single pertama mereka secara de facto terpengaruh gaya dan topik “6 ‘n the Mornin’ ” milik Ice T, juga “P.S.K.” dari Schoolly D. Pada 1985, Toddy Tee (rapper asal Compton dan juga pendahulu mereka) mengutuk taktik LAPD di “Batteram”, yang menjadi hit kancah bawah tanah dan mendapat inspirasi judul dari kendaraan yang digunakan polisi untuk mendobrak pintu tanpa peringatan. Sementara itu Dre menyimak Public Enemy saat ia menuju ke studio. “Mereka adalah inspirasi kami,” kata Dre. “Saya adalah penggemar berat Public Enemy. Saya rasa itulah inspirasi bagi agresi N.W.A. Tapi lirik kami menempuh jalur yang berbeda.”

Seperti halnya Public Enemy, Dre dan Yella mengejar kekacauan yang terkendali dalam produksi mereka, menggunakan lapisansample musik soul sebagai senjata. TapiCompton juga mengandung pengaruh produksi Rick Rubin bersama Beastie Boys dan Run-DMC. Lagu “8 Ball” dariCompton memakai sample “Fight for Your Right”. (Pengaruh itu lebih kental dalam salah satu kolaborasi Cube dan Dre sebelum mendirikan N.W.A, kita bisa mendengar gaya rap Cube yang berteriak seperti campuran antara Run dan Ad-Rock).

Seperti yang dilakukan dalam karya-karyanya di kemudian hari, Dre juga memasukkan instrumen hidup dalam bentuk isian funk oleh session player Stan “The Guitar Man” Jones. Pada beberapa bar di “Gangsa Gangsta”, Dre menemukan suara synth yang kelak menjadi ciri khas musik G-funk matang ciptaannya, serta sebagian besar hip-hop ’90-an. “Saya tidak tahu apa-apa!” kata Dre. “Kami masih hijau, masih belajar.”

Semua orang mengenal Eric Wright, setidaknya di blok-blok tertentu di Compton era pertengahan ’80-an. Sulit untuk tidak mengenalinya. Tingginya 157 cm dengan suara bicara khas, semacam suara nyaring yang bergetar di sinus. Ia menyimpan uang tunai dua ribu dollar di kaus kakinya dan biasa memakai kacamata hitam serta topi Los Angeles Raiders di atas rambut keritingnya. “Dia bandar di lingkungan kami,” kata MC Ren, yang sudah mengenalnya selama bertahun-tahun sebelum membentuk N.W.A. “Dia punya semua cewek seksi, uang, dan perhiasan. Dia selalu mengejar harta.”

Tapi ketika Wright berusia awal 20-an, sepupunya tertembak mati, dan ia mulai memikirkan kembali jalur hidupnya. Pikiran pertamanya adalah bekerja di kantor pos seperti ayahnya. Menurut Ren, ia bahkan sempat ikut tes pegawai negeri untuk mendapatkan pekerjaan itu. Lalu muncullah pilihan yang lebih glamor.

Kira-kira pada 1987 Dre dan Yella adalah anggota kolektif DJ bernama World Class Wreckin Cru (lengkap dengan jas gemerlap ala Morris Day and the Time serta koreografi) yang telah menjelma menjadi artis rekaman. “Ketika Run-DMC datang ke klub kami,” kata Yella, “kami sadar akan betapa sederhananya pertunjukan mereka. Bahkan tak sampai 10 menit. Kami saling menatap dan berkata, ‘Kita bisa membuat rekaman.’ ”

Dulu di atas panggung Dre kerap memakai stetoskop dan membisikkan lirik seperti “I’m Dr. Dre/Gorgeous hunk of a man.” Dia menikmati perhatian dari lawan jenis yang didapatnya. “Saat Dre membawa satu perempuan ke studio saya,” kata Alonzo Williams, pemimpin Cru, “pasti ada perempuan lain di jalanan yang terus memata-matainya. Ini sangat lucu bagi Dre.”

Tapi Williams berusia hampir satu dekade lebih tua, serta menggemari R&B yang elegan dan gagasan-gagasan lama seputar bisnis pertunjukan dan kehormatan. Dre mulai mencari jalan keluar. “Kami agak dikontrol oleh Alonzo,” kata Dre. “Dia yang punya uang dan mendengar musik dengan cara yang jauh berbeda dari saya.”

Dre mengenal O’Shea “Ice Cube” Jackson yang berusia 16 tahun melalui Sir Jinx,rapper sekaligus sepupunya, dan mulai memanfaatkan bakat Cube dalam menulis lirik. Cube menulis lagu “Cabbage Patch” yang sekilas mirip Run-DMC dan menjadihit lokal bagi Cru. Setelah itu, Cube dan Dre berkolaborasi pada lagu-lagu pendek sepanjang 16 bar, kemudian dimasukkan Dre ke apa yang disebut Cube sebagai “neigborhood mixtapes”– versi rekaman dari mixing sarat scratching yang dibuat Dre dan Yella untuk stasiun radio hip-hop lokal KDAY.

Sebagian besar kaset itu dijual melalui seorang pengusaha hip-hop bernama Steve Yano (wafat pada 2014) di toko musik kelilingnya yang berjualan di pasar terbuka The Roadium, diadakan di lokasi bekas restoran cepat saji. “Kami berkata, ‘Ini akan jadi musik jalanan,’ ” kata Cube, “ ‘jadi mari kita bicarakan masalah jalanan.” Wright, yang sempat menjadi DJ di berbagai pesta bersama Dre sebelum berkarier sebagai bandar narkotika, mendengar mixtape itu dan tertarik.

Pada saat itu, Dre memakai mobil Mazda RX-7 tua milik Williams, dan sudah mengumpulkan cukup banyak surat tilang sehingga dapat ditangkap berkali-kali. “Dre begitu liar ketika bersama saya,” kata Williams. “Mobil itu menarik perhatian, dan dia terus mendapat surat tilang karena mengebut. Plus Dre tidak suka datang ke pengadilan.” Dre juga kerap mengalami masalah karena berusaha melindungi adiknya, Tyree. “Dre adalah orang yang tak keberatan jika harus berkelahi kapan saja,” kata The D.O.C. “Menghajar orang membuat dia senang.”

SUMBER: ROLLING STONE

Posting Komentar

0 Komentar