Kepala BNPB Meninjau Lokasi Banjir Bandang Kabupaten Luwu Utara

      
Foto : Kepala BNPB Doni Morado beserta rombongan saat meninjau lokasi banjir bandang kabuaten Luwu  Utara.(dok istimewa)


SULAWESI SELATAN , TEGAR NEWS - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengingatkan kepada jajaran Pemerintah Kabupaten Luwu Utara dan masyarakatnya tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem dalam mencegah terjadinya bencana.

Doni menjelaskan bahwa dalam satu setengah sampai dua tahun terakhir, Sulawesi Selatan mengalami dua kali peristiwa banjir bandang. Kejadian pertama terjadi di Makassar yang merenggut korban hampir 100 orang. Hal ini terjadi akibat alih fungsi lahan di bagian selatan.

Doni menegaskan bahwa jangan sampai ekosistem alam terganggu karena masyarakat dan pemerintah daerah setempat tidak mengelolanya dengan tepat.

“Jangan sampai alam terganggu karena kita mengelolanya tidak tepat,” tegas Doni.

Doni melakukan perjalanan dengan helikopter dan mendarat di Bandar Udara Andi Djemma Masamba bersama Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah. Doni menceritakan analisa secara visual dari jarak jauh menggunakan helikopter.

”Jika melihat secara visual dari jarak jauh menggunakan helikopter, di wilayah Gunung Lero terlihat sebagian dari kawasan pepohonan itu mengalami longsor dengan kemiringan lebih dari 60 derajat dan yang hampir mendekati 90 derajat. Hal ini yang akan kami analisa lebih lanjut apakah terjadi karena hujan pada tanggal 12 sampai 13 Juli penyebab banjir bandang atau hujan sebelumnya serta akan dilakukan kajian terkait akibat potensi pembukaan lahan atau galian yang menyebabkan bencana banjir bandang yang sedang terjadi lebih parah dampaknya,” ungkap Doni.

Doni turut mengapresiasi gotong royong dari semua pihak dalam memberikan bantuan bagi masyarakat terdampak banjir bandang di Luwu Utara. Menurutnya, gotong royong menjadi modal sosial terbaik dalam penanggulangan bencana.

Doni juga menjelaskan bahwa BNPB akan mempercepat proses bantuan dan melakukan koordinasi dengan Gubernur Sulawesi Selatan untuk setiap rumah yang tergolong rusak berat akan dibantu dengan dana 50 juga rupiah yang diserahkan kepada masyarakat sudah dalam bentuk bangunan.

Untuk rumah yang tergolong rusak sedang akan diberikan bantuan dana sebesar 25 juta rupiah sedangkan yang tergolong rusak ringan akan diberikan bantuan dana sebesar sekitar 10 sampai 15 juta rupiah. Hal ini merupakan program nasional dan pemerintah kabupaten dapat mengusulkan nama dan alamat warga yang rumahnya rusak terdampak banjir bandang.(red)

Posting Komentar

0 Komentar