TEGAR NEWS - Cheng Ho adalah
seorang kasim muslim yang menjadi orang kepercayaan Kaisar Yongle dari
Tiongkok (berkuasa tahun 1403-1424), kaisar ketiga dari Dinasti Ming. Nama
aslinya adalah Ma He, juga dikenal dengan sebutan Ma Sanbao, berasal dari
provinsi Yunnan. Ketika pasukan Ming menaklukkan Yunnan, Cheng Ho ditangkap
dan kemudian dijadikan orang Kasim. Cheng Ho adalah keturunan suku Hui, suku
bangsa yang mirip dengan suku Han, tetapi memeluk agama Islam.
Pada tahun 1424, Kaisar Yongle
wafat. Penggantinya, Kaisar Hongxi (berkuasa
tahun 1424-1425), memutuskan untuk
mengurangi pengaruh kasim di lingkungan kerajaan. Cheng Ho melakukan satu
ekspedisi lagi pada masa kekuasaan Kaisar Xuande (berkuasa
1426-1435).
Laksamana Cheng Ho bersama 27.000 tentaranya melakukan
ekspedisi ke Samudra Hindia Perjalanan tersebut dimulai pada 1405 hingga 1433.
Kaisar Yongle memerintahkan kepada Laksamana Ceng Ho untuk melakukan ekpedisi
pelayaran. Ekspedisi ini berlangsung tujuh kali hingga berakhir masa
kepemimpinan Kaisar Yangle dan digantikan Kaisar Xuande. Awal Pada masa
kepemimpinannya, Kaisar Yongle memerintahkan pembangunan armada untuk Tiongkok.
Kaisar menginginkan Dinasti Ming menerapkan kebijakan ekspansi ke beberapa
wilayah. Rencana itu terwujud pada 1403 dan digunakan untuk sarana melakukan
penjelajahan. Armada yang dibuat itu dikenal dengan 'Xiafan Guanjun' yang
terdiri atas kapal dagang, kapal perang, dan kapal penunjang untuk membentuk
kapal lainnya. Longjiang ditunjuk sebagai lokasi tempat pembuatan mega proyek
armada tersebut. Bahan kayu pembuatan kapal didapatkan dari pohon sekitar
Sungai Min.
Setelah melakukan persiapan matang, ekspedisi dimulai.
Pelayaran perdana Kaisar Yongle menunjuk Laksamana Cheng Ho untuk memimpin
ekspansi ini. Ia menerbitkan kertas bersegel kekaisaran untuk melegitimasi
Cheng Ho sebagai utusannya. Laksamana Cheng Ho mendapatkan wewenang penuh untuk
melakukan ekspansi. Pada 11 Juli 1405, Cheng Ho memimpin pasukannya berbekal
surat kekaisaran tersebut. Ibu Kota Nanking sebagai saksi awal berkumpulnya
seluruh anggota pasukan.
Perjalanan ekspansi besar ini singgah di Kota Liuhe, Tiongkok. Di tempat persinggahan ini, semua armada dipersiapkan secara maksimal dengan mengondisikan pasukan. Perjalanan dilanjutkan dengan melewati muara Sungai Min menuju ke Champa Vietnam, kemudian dilanjutkan ke Nusantara yang meliputi Jawa, Malaka, Aru, dan Samudra Pasai. Ketika berada di Nusantara, Cheng Ho mengunjungi Sriwijaya di Sumatera. Selain itu, pasukan Cheng Ho juga mengunjungi Majapahit yang ketika itu terjadi perang saudara antara Wikramawardana dan Bhre Wirabumi. Kala itu, sekitar 170 pasukan rombongan Cheng Ho ikut terbunuh.
Perjalanan ekspansi besar ini singgah di Kota Liuhe, Tiongkok. Di tempat persinggahan ini, semua armada dipersiapkan secara maksimal dengan mengondisikan pasukan. Perjalanan dilanjutkan dengan melewati muara Sungai Min menuju ke Champa Vietnam, kemudian dilanjutkan ke Nusantara yang meliputi Jawa, Malaka, Aru, dan Samudra Pasai. Ketika berada di Nusantara, Cheng Ho mengunjungi Sriwijaya di Sumatera. Selain itu, pasukan Cheng Ho juga mengunjungi Majapahit yang ketika itu terjadi perang saudara antara Wikramawardana dan Bhre Wirabumi. Kala itu, sekitar 170 pasukan rombongan Cheng Ho ikut terbunuh.
Ketika mendatangi berbagai daerah di Indonesia, Cheng Ho dan
pasukannya memberikan beberapa upeti kepada raja-raja sebagai penghormatan
karena telah diperbolehkan melakukan kunjungan. Daerah yang disinggahi armada
Cheng Ho juga mendapatkan kemajuan dalam hal bercocok tanam, beternak, berdagang,
seni ukir, dan seni lainnya. Setelah meninggalkan Nusantara pada sesi pertama
pelayarannya, Cheng Ho dan pasukannya berlayar menyeberangi Samudra Hindia. Sri
Lanka juga tak turut dikunjungi. Namun ketika berada di sana, pasukan Cheng Ho
mendapatkan perlawanan dari Raja Alagakkonara.
Akhirnya, pada 1407, Laksamana
Cheng Ho kembali ke Tiongkok setelah sebelumnya mengunjungi Malaka. Di Malaka,
Cheng Ho dan pasukannya mendapatkan serangan dari bajak laut Chen Zuyi di
Palembang. Namun, kekuatan armada Cheng Ho bisa memberikan perlawanan
terhadap aksi para perompak. Sekitar 5.000 bajak laut tewas dan 10 kapal
perompak dibakar, sementara 7 kapal lainnya ditangkap. Chen Zuyi mendapatkan
hukuman mati. Setelah berhasil memukul mundur perompak, mereka kembali ke
Tiongkok pada 2 Oktober 1407. Setelah perjalanan perdana Berkat
keberhasilan dalam pelayaran ini, Cheng Ho mendapat penghargaan dari Kaisar
Yongle. Selanjutnya, dilakukan ekspedisi pelayaran kedua sampai pelayaran ke
tujuh yang menjangkau Jazirah Arab dan Afrika Timur.
Armada ekpedisi ini dipersenjatai secara militer dan membawa
harta dalam jumlah yang besar untuk menampilkan kekuasaan dan kekayaan Tiongkok
kepada dunia. Tiongkok menjadi pelopor angkatan laut pada awal abad ke 15. (red)
Berikut 7 ekspedisi pelayaran yang dilakukan Laksamana Cheng Ho;
Pelayaran ke-1 (1405-1407) : Champa, Jawa, Palembang, Aru, Sumatra, Lambri, Ceylon, Kollam, Cochin, Calicut
Berikut 7 ekspedisi pelayaran yang dilakukan Laksamana Cheng Ho;
Pelayaran ke-1 (1405-1407) : Champa, Jawa, Palembang, Aru, Sumatra, Lambri, Ceylon, Kollam, Cochin, Calicut
Pelayaran
ke-2 (1407-1408) : Champa, Jawa,cSiam, Sumatra, Lambri,
Calicut, Cochin, Ceylon
Pelayaran
ke-3 (1409-1411) : Champa, Java, Malacca, Sumatra, Ceylon, Quilon,
Cochin, Calicut, Siam, Lambri, Kaya, Coimbatore, Puttanpur
Pelayaran
ke-4 (1413-1415) : Champa, Java, Palembang, Malacca, Sumatra, Ceylon, Cochin,
Calicut, Kayal, Pahang, Kelantan, Aru. Lambri, Hormuz, Maladewa, Mogadishu,
Brawa, Malidi, Aden, Muscat, Dhufar
Pelayaran
ke-5 (1416-1419) : Champa, Pahang, Java, Malacca, Sumatra, Lambri,
Ceylon, Sharwayn, Cochin, Calicut,
Hormuz, Maldives, Mogadishu, Brawa, Malindi, Aden
Pelayaran
ke-6 (1421-1422) : Hormuz, Afrika Timur,
negara-negara di Jazirah Arab
Pelayaran
ke-7 (1430-1433) : Champa, Java, Palembang, Malacca, Sumatra, Ceylon, Calicut,
Hormuz.
0 Komentar