Kota Tua, Wisata Rakyat Semua Kalangan


JAKARTA, TEGARNEWS.com - Hiruk-pikuk dan mengasyikkan. Beberapa kata untuk menggambarkan suasana saat kita berkunjung ke Kawasan Kota Tua di kala malam akhir pekan.

Mau mendengarkan musik folkpop ala band jalanan Indonesia ada, singgah menonton pagelaran komedi badut akan tertawa, bikin aneka gelang cincin dan kalung dengan nama kita pun tersedia dan bisa langsung dipakai saat berwisata.

Bangunan-bangunan tua kokoh warisan kolonialisme Belanda angkuh berdiri menaungi alun-alun luas yang banyak dipakai ribuan pengunjung tiap harinya untuk lesehan dan bercengkrama dengan kerabat dan keluarga.

Lapar? Tenang saja, banyak makanan tersedia, yang bisa dinikmati bersama kopi dan teh hangat yang dijajakan puluhan pedagang keliling dengan membawa keranjangnya.

Kota Tua tak kalah dengan Malioboro Jogja, atau bahkan dari Orchard Road Singapura, yang pastinya dengan gaya merakyatnya.

Murah, meriah dan tak membosankan! Kota Tua penuh dengan misterinya yang selalu mempesona dan memaksa saya untuk selalu datang setiap ada waktu luang di Jakarta. Malam ini, entah untuk yang ke berapa puluh atau ratusan kalinya, saya tertarik untuk injakkan kaki kembali.

Sayang, upaya penataan para wirausaha dan seniman jalanan Kota Tua kerapkali dibarengi dengan kekerasan, yang oleh beberapa pedagang yang enggan disebutkan namanya, dilakukan oleh 'tangan kanan' Ahok alias Basuki Tjahaja Purnama, Sang Gubernur
DKI Jakarta yang kontroversial, beda gaya dengan suksesornya, Jokowi yang telah menjadi Presiden RI ke-7.

Tapi, ini Kota Tua-ku, Kota Tua kita semua, destinasi wisata semua kalangan. Kota Tua, dengan histori dan romantikanya, tak hanya untuk mereka yang tak berpunya.

PENULIS: RICKY TAMBA

Posting Komentar

0 Komentar