Petani Jatibaru Teriak, Irigasi Diputus Proyek, Panen Gagal, Regulasi Dilanggar

      

Foto: Perbandingan dilapangan sebelum dan setelah Pembangunan Kawasan Industri Jababeka 9.(Dok.BYD)


KABUPATEN BEKASI , TEGAR NEWS -Pembangunan Kawasan Industri Jababeka 9 yang digarap PT Grahabuana Cikarang (anak perusahaan PT Jababeka Tbk) kembali menuai sorotan tajam. Warga Kampung Canbai RT.02/01 Desa Jatibaru, Kecamatan Cikarang Timur, menyebut sawah mereka hancur akibat saluran irigasi yang terputus dan air limpasan proyek yang dibiarkan mengalir ke lahan pertanian.

Karsan salah seorang Petani mengungkapkan, Akibat pembangunan Kawasan Industri Jababeka 9 tersebut air yang seharusnya mengalir justru malah membanjiri sawah warga sehingga terjadi gagal panen yang mengakibatkan kerugian bagi para petani lokal.

“Air yang seharusnya mengalir di saluran malah membanjiri sawah. Tanaman kami mati, panen gagal. Kalau seperti ini, petani bisa punah,” keluh Karsan seorang Petani Warga desa Jati Baru (24/09/2025).

Fakta lapangan diperkuat dengan dokumen pengukuran resmi perusahaan. Dokumen itu mencatat adanya saluran pembatas sawah berukuran 7,6 meter × 34 meter yang masuk ke area proyek. Namun, saluran tersebut tidak lagi difungsikan. Ini membuktikan ada unsur pembiaran yang merugikan petani demi kepentingan pengembang.

Ketua DPD LSM GNRI Kabupaten Bekasi, Bahyudin, menegaskan bahwa kasus ini adalah bentuk nyata kesewenang-wenangan. “Saluran itu jelas tercatat dalam dokumen ukur PT Grahabuana Cikarang, tapi dibiarkan hilang. Ini bukan sekadar kelalaian, melainkan pelanggaran serius. UU Sumber Daya Air, PP Sungai, dan UU Penataan Ruang semuanya dilanggar. Kalau pemerintah diam, berarti berpihak pada pemodal, bukan rakyat. Kami tegaskan, PT Jababeka Tbk dan PT Grahabuana Cikarang harus bertanggung jawab memulihkan fungsi irigasi,” ujarnya keras.

"Kasus Jababeka 9 bukan hanya soal sawah yang gagal panen, tapi soal pengabaian hak rakyat kecil dan pembangkangan terhadap aturan negara. Jika praktik seperti ini dibiarkan, maka pembangunan di Bekasi hanya akan meninggalkan jejak penderitaan bagi petani, bukan kesejahteraan." Pungkasnya.(Red/BYD)

Posting Komentar

0 Komentar