Arief Poyuono : Penyebab Resesi Ekonomi Akibat Tidak Becusnya Gubernur DKI Jakarta Dalam Menangani Covid-19

      

              Foto : Arief Poyuono Ketua Umum                          LPPC19-PEN (dok istimewa)


JAKARTA , TEGAR NEWS - Ketua umum Lembaga Pemantau Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Arief Poyuono merespon pernyataan menteri keuangan Sri Mulyani Indrawati yang memastikan ekonomi nasional resesi pada kuartal III-2020. Dan Menurut para ekonom, kondisi tersebut akan berdampak pada pelemahan daya beli hingga pemutusan hubungan kerja (PHK).

Arief mengatakan, sepertinya tidak akan memberikan dampak yang buruk bagi perekonomian Indonesia, hal ini disebabkan bahwa pada kwartal 2 indeks pertumbuhan ekonomi -5,32 persen dan diprediksi pada kwartal ke tiga perekonomian bertumbuh di kisaran -2,7 persen. Dan ini berbeda dengan kebanyakan negara-negara berkembang lainnya yang justru menunjukan pertumbuhan ekonomi yang terus menurun.

"Tidak akan berdampak buruk untuk perekonomian Indonesia. kita lihat di kwartal ke 2 pertumbuhan ekomoni kita hanya minus 5,32 persen dan tumbuh kembali kisaran minus 2,7 persen. Berbeda dengan negara berkembang lain yang mengalami trend penurunan pertumbuhan ekonominya," ujar Arief Poyuono kepada Tegar News, Selasa (22/9/2020).

"Apalagi kegiatan ekonomi dibawah tanah ( under ground economy) Indonesia jauh lebih besar skalanya prosentasenya dengan kegiatan ekonomi yang tercatat dan mengunakan transaksi lalulintas di perbankan," tambahnya.

Arief menjelaskan, dari pantauan LPPC19-PEN bahwa program yang dilakukan komite PC19-PEN sudah berjalan on the track, seperti program pra kerja yang sudah masuk gelombang ke 9 , BLT pada buruh yang berpenghasilan UMR, Bantuan kredit pinjaman dan restrukturing pinjaman pada sektor UMKM dan BANSOS yang terus berjalan, serta disisi penanganan covid-19 juga menunjukan angka kesembuhan pasien covid yang terus meningkat serta fasilitas penanganan pasien covid yang makin bertambah.

Namun akibat keteledoran gubernur Jakarta yang melakukan pembiaran dan terkesan menyepelekan penyebaran covid 19 saat memasuki new normal di DKI Jakarta menjadi penyebab meningkat jumlah masyarakat yang terdampak covid-19.

"Keteledoran pemprov DKI jakarta salah satunya dengan segera mengizinkan car free day, tidak melakukan kontrol penerapan protokol kesehatan yang ketat dengan melibatkan aparat keamanan terhadap masyarakat yang melakukan aktivitas di resto-resto, pusat pembelanjaan serta mengizinkan aksi aksi demo di jakarta yang sudah tidak mengindahkan protokol kesehatan lagi," jelas Arief

"Hal ini memberikan dampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi di kwartal 3 yang seharusnya dengan program- program Komite PC19-PEN pertumbuhan ekonomi di kwartal 3 bisa tumbuh kearah positive , malah menjadi ke angka -2 sd -2, 7 persen," tegasnya.

Sementara pesimisme Kebanyakan para ekonom bermazhab capitalis dan kelompok yang tidak suka dengan program jokowi dalam menangani covid 19 hanya melihat efek jangka pendek  dari resesi seperti PHK, daya beli masyarakat yang menurun, bangkrut sektor usaha dan mereka lupa untuk melihat efek positifnya dalam jangka panjang. 

"Selama resesi ada peluang investasi baru dan inovasi yang akan menguntungkan perekonomian nasional yang lebih sehat dan terarah serta muncul inovasi bisnis baru yang sehat dan akan menyediakan lapangan kerja untuk masa depan," pungkasnya.(JC)


Posting Komentar

1 Komentar

  1. Gakbener urus covid-19 tdk mungkin dia sanggup, terkalu tinggi levelx pekerjaan itu ,, urusan remeh soal Banjir saja Gakbecus kerja,bingung
    Gaktau hrs kerja apa, kecuali kerja menata kata & APBD ,,WOW JAGO nya !?
    siapa tdk kenal Abu Nawas !!???

    BalasHapus