"Studio Ghibli", Rumah Produksi Animasi Yang Dikenal Dunia

TEGAR NEWS - Walt Disney, Pixar, DreamWorks, merupakan studio-studio animasi yang telah mendapatkan tempatnya tersendiri bagi penggemar film animasi. Namun, ada studio animasi lainnya yang juga memiliki pangsa pasar internasional dan secara serius berhadap-hadapan dengan studio animasi di Hollywood. Studio animasi yang dimaksud adalah Studio Ghibli.


Isao Takahata
Studio ini bahkan mendapatkan tempat yang terhormat dijajaran para penghuni Hollywood. Bukan saja karena mereka menjadi studio animasi kedua dalam sejarah yang berhasil memenangkan Oscar, namun keunggulan mereka dalam ide telah mengilhami studio Hollywood yang lebih unggul dalam hal teknologi dan finansial. Para animator Jepang berangkat dari para mangaka sehingga mereka memiliki sense seni yang lebih baik dari sutradara animasi Hollywood. Sampai tahun 2017 ini, Studio Ghibli telah memproduksi 22 film feature dan sebuah film pendek.



Enam film animasi produksi Studio Ghibli masuk ke dalam 15 besar film paling laris di seluruh Jepang. Beberapa film Studio Ghibli juga berhasil ke putaran penghargaan internasional, baik sebagai pemenang atau masuk nominasi. Lima film dari Studio Ghibli setidaknya sudah pernah masuk nominasi di perhelatan Piala Oscar dan satu film sudah berhasil memenangkan Academy Award for Best Animated Feature Film, yaitu Spirited Away (2001).



Hayako Miyazaki
Studio Ghibli berdiri pada 15 Juni 1985 dan berkantor pusat di Koganei, Tokyo, Jepang. Bukan hanya film animasi panjang yang diproduksi oleh studio ini, tetapi juga video games, film-film pendek, serial televisi, dan iklan komersil. Studio ini didirikan oleh Hayao Miyazaki (sutradara), Isao Takahata (sutradara), dan Toshio Suzuki (produser).

Nama Ghibli diberikan oleh Hayao Miyazaki yang mengadaptasi bahasa Italia “ghibli” untuk menyebut angin gurun yang panas. Penggunaan nama “ghibli” pada studio ini juga memiliki nilai filosofis sebagai pembawa ide-ide baru bagi industri animasi di Jepang. Berdirinya Studio Ghibli seiring dengan suksesnya film Nausicaa of the Valley of the Wind (1984) yang disutradari Hayao Miyazaki dan didanai oleh Tokuma Shoten.

Sebagian besar film-film Studio Ghibli disutradarai oleh Hayao Miyazaki dan sebagian kecil oleh Isao Takahata. Sutradara lainnya yang bekerja untuk Studio Ghibli adalah Yoshifumi Kondo, Hiroyuki Morita, Goro Miyazaki, dan Hiromasa Yonebayashi. Untuk masalah soundtrack, Studio Ghibli bekerja sama dengan komposer kenamaan Jepang, Joe Hisaishi.

Toshio Suzuki
Pada tahun 1996, Tokuma Shoten Publishing mengadakan perjanjian dengan Walt Disney dengan memberikan lisensi kepada Walt Disney untuk menangani distribusi internasional semua film produksi Studio Ghibli (Japan Home Video, Taiwan, North America Home Video, Perancis). Sebagian besar film Studio Ghibli didistribusikan oleh Toho sedangkan versi video ditangai oleh Walt Disney Studios Home Entertainment Japan. Selain dengan Walt Disney, distribusi internasional film-film Studio Ghibli bekerjasama dengan GKIDS (Amerika Utara), StudioCanal UK, dan Madman Entertainment (Australia).

Selama bertahun-tahun, Studio Ghibli bekerjasama dengan majalah Animage, yang memuat berita-berita eklusif dan rubriks khusus yang berjudul “Ghibli Notes”. Karya seni dari film-film Studio Ghibli dan hasil kerja-kerja lainnya secara berkala dijadikan “feature cover” di majalah Animage. Tahun 1999 sampai 2005 Studio Ghibli merupakan anak perusahaan dari Tokuma Shoten, pemilik majalah Animage.

Museum Ghibli dibuka pada tahun 2001 di Mitaka, Tokyo. Museum ini memiliki koleksi film-film animasi milik Studio Ghibli dan memutarnya, termasuk film-film pendek milik Studio Ghibli yang tidak pernah diputar dimanapun.

Studio Ghibli dikenal dengan kebijakkannya yang melarang melakukan editing dalam melisensikan film mereka di luar negeri. Hal ini disebabkan fim mereka Nausicaa Valley of Wind mengalami banyak editing ketika rilis di Amerika menjadi Warriors of the Wind. Bahkan ketua Miramax, Harvey Weinstein, menyarankan untuk mengedit film dari Ghibli yang berjudul Princess Mononoke agar lebih mudah dipasarkan di Amerika. Namun, seorang produser dari Studio Ghibli dikabarkan telah mengirimkan sebuah pedang asli Jepang kepada Harvey dengan pesan yang singkat “No Cuts”.

Pada 1 Februari 2008, Toshio Suzuki mengundurkan diri dari posisi presiden Studio Ghibli, jabatan yang sudah dipegangnnya sejak 2005. Jabatan presiden kemudian diserahkan kepada Koji Hoshino (mantan presiden Walt Disney Jepang). Pengunduran Suzuki dikarenakan dia ingin lebih berkonsentrasi dan terlibat ke perbaikan kualitas film daripada menuntut ke karyawannya. Jabatan presiden yang beralih ke Hoshino dikarenakan jasanya telah membantu memasarkan video Studio Ghibli sejak 1996 dan membantu merilis Princess Mononoke di Amerika. Meskipun tidak menjadi presiden, Suzuki tetap bertugas di dewan direksi perusahaan.

Tahun 2013 kabar mengejutkan datang ketika Hayao Miyazaki mengundurkan diri dari Studio Ghibli. Setelah menyelesaikan filmnya yang berjudul The Wind Rises, Miyazaki mengadakan konferensi pers di Venesia, Italia, dan menyatakan resmi mundur pada 1 September 2013.

Bulan Maret 2014, menyusul Toshio Suzuki yang mundur dari posisi produser dan menjadi General Manager. Posisi Suzuki sebagai produser digantikan oleh Yoshiaki Nishimura. Masih di bulan yang sama, Suzuki menyatakan bahwa Studio Ghibli perlu “istirahat sejenak” untuk mengevaluasi dan re-strukturisasi setelah mundurnya Miyazaki. Suzuki menekankan pentingnya masa depan Studio Ghibli.


Hal ini menghasilkan desas desus bahwa Studio Ghibli tidak lagi akan memproduksi fetaure film lagi. Akibatnya, kepala produser Yoshiaki Nishimura dan beberapa staf lainnya keluar dan bergabung dengn Studio Ponoc pada April 2015 dan membuat feature film berjudul Mary and The Witch Flower.

Pada Februari 2017, kabar mengejutkan datang dari Toshio Suzuki yang mengumumkan bahwa Hayao Miyazaki kembali bergabung dengan Studio Ghibli. Kabar ini membuat gembira para penggemar film Studio Ghibli khususnya yang disutradarai oleh Miyazaki.

Isao Takahata menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit tokyo pada tanggal 5 April 2018 di usia 82 tahun, setelah setahun sebelumnya kesehatannya semakin menurun.


Di Indonesia, Studio Ghibli memiliki pasar yang cukup potensial, terutama semenjak popularitas mereka dari Piala Oscar. Banyaknya penggemar film-film produksi Studio Ghibli membuat mereka mengadakan eksibisi besar-besaran untuk memutar 21 feature film dan 1 film pendek garapan Studio Ghibli. (red)



Posting Komentar

0 Komentar