Karang Taruna dan IPM Lamteng: Banyak Tayangan Sinetron Rusak Moral Pelajar!

Ilustrasi (Google.com)

LAMPUNG TENGAH, TEGARNEWS.com - Sinema elektronik atau lebih populer dalam akronim sinetron merupakan sebuah istilah untuk serial drama sandiwara bersambung yang disiarkan oleh stasiun televisi.

Akhir-akhir ini tayangan sinetron justru lebih banyak mengambil setting di sekolah dengan pelajar sebagai ikon dari sinetron tersebut. Namun ada satu hal yang patut disayangkan, yakni meskipun mengangkat tema sekolah namun jalan cerita cenderung menampilkan cerita kehidupan pelajar dan remaja yang sangat bebas, dekat akan hidup mewah, pergaulan bebas, narkotika dan percintaan sehingga nyaris tak ada lagi makna dari pendidikan itu sendiri. 

Menurut Ketua Karang Taruna Kecamatan Kalirejo, Lampung Tengah, Suparman (39), banyaknya adegan yang mengambil setting di sekolah dengan menampilkan adegan percintaan dan kekerasan di sejumlah televisi swasta, sudah seharusnya segera dihentikan.

“Seharusnya para pelaku industri sinetron di negeri ini berkaca pada zaman dahulu. Sebab, zaman dulu hampir seluruh sinetron di tayangan televisi memiliki makna yang positif," katanya kepada Tegar News saat ditemui di kediamannya, Sabtu (12/9/2015).

Lebih lanjut pria yang pernah mengikuti Diklat Kader Inti Karang Taruna Nasional ini juga menegaskan bahwa tantangan remaja dan anak-anak usia sekolah pada saat ini sangat besar. Seperti narkoba, pornografi, kekerasan dan konflik orang tua didalam rumah.

“Jadi, jangan kita biarkan mereka menghadapi masalah ini sendiri, kita harus melindungi mereka, karena mereka adalah harapan kita di masa mendatang. Oleh karena itu Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Menkominfo, dan Menteri Pendidikan mestinya dapat berperan aktif melindungi generasi muda dalam mendapatkan tontonan yang sesuai dengan budaya bangsa Indonesia," paparnya.

Ditemui terpisah, Asmuni (23), Ketua Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Kabupaten Lampung Tengah juga menyayangkan adanya tayangan-tayangan sinetron saat ini yang sudah mulai terjebak pada peningkatan rating semata tanpa mempedulikan perkembangan moral dan akhlak generasi muda. 

“Dengan adanya penayangan sinetron yang menjual adegan percintaan dan kekerasan di media televisi, lambat laun remaja, maupun anak- anak yang melihat itu akan mencontohnya. Itu sangat mengkhawatirkan kita, generasi muda kita akan rusak dengan tontonan yang tidak mendidik itu,” kata Asmuni.

Ia juga menghimbau kepada para orang tua agar dapat memberikan perhatian lebih pada anak serta tidak membebaskan dan membiarkan anak-anak menonton televisi khususnya pada acara yang seperti itu. 

“Sebagai tempat sosialisasi primer, peran orang tua sangat berpengaruh terhadap kehidupan anak, karena itu perlu pendampingan lebih instensif agar anak tidak terlalu bebas melakukan sesuatu yang dapat merusak perkembangan mereka. Karena bagaimanapun mereka semua adalah calon pemimpin di negeri ini," pungkasnya. 

PENULIS: AGUS SUHERLAN
EDITOR: RICKY TAMBA

Posting Komentar

0 Komentar