Program B35 Jalan, Minyak Kita Menghilang?

  

Foto: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan RI saat launching minyakita.(Dok.Istimewa)


*Opini oleh: Lutfi Nasution Aktivis 98,Dewan Kehormatan DPP BM PAN*


JAKARTA, TEGAR NEWS - Sejak dua pekan terakhir ini minyak goreng curah besutan pemerintah yang dilabeli dengan nama MinyaKita mendadak langka disejumlah daerah, Kalaupun ada, harga jual dari pedagang melonjak diatas dari harga HET yang sudah ditentukan pemerintah 14rb per liter.

Pasca diluncurkannya program Mandatori Biodiesel 35 persen (B35) pada 1 Februari 2023 lalu, penerapan B35 ini menyusul keberhasilan program Biodiesel 30 persen (B30) dalam mengurangi impor minyak dan menghemat devisa negara.

B35 adalah campuran biodiesel antara bahan bakar nabati (BBN) berbasis minyak kelapa sawit dengan BBM diesel.

Sesuai namanya, kadar minyak sawit dalam bahan bakar adalah 35 persen, sementara 65 persen sisanya merupakan BBM solar.

Melalui kebijakan B35 pemerintah Indonesia akan menghemat devisa sebesar US$ 10,75 miliar atau sekitar Rp 161 triliun (asumsi kurs Rp 14.979 per US$) pada 2023.

Mengapa B35 Diduga Menjadi Salah Satu Penyebab Kelangkaan MinyaKita ?

Setelah implementasi program B35 idealnya kebutuhan untuk minyak goreng sejatinya bisa terpenuhi melihat capaian produksi RI.

Begitu volume subsidi biodiesel meningkat, ekspor meningkat, kemudian harga komoditas di tingkat internasional meningkat, lalu mengapa kebutuhan untuk minyak goreng (MinyaKita) malah tidak terpenuhi bahkan hilang dari pasaran ?.

Diketahui, bahwa program B30 menyedot crude palm oil atau CPO sebesar 9 juta kiloliter, begitu program B35 berjalan kebutuhannya bertambah menjadi 4 juta kiloliter, sehingga yang disedot sebanyak 13 juta kiloliter.

Seiring meningkatnya kuota permintaan hingga supply crude palm oil (CPO) untuk program B35 menjadi salah satu penyebab kelangkaan minyak goreng.

Persoalan Domestic Market Obligation (DMO) bukan satu-satunya hal yang menyebabkan ‘hilangnya’ Minyakita dari pasaran.

Upaya Pemerintah Untuk Menstabilkan Harga dan Ketersediaan MinyaKita

Melalui Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan, pemerintah mengambil langkah antisipasi untuk memastikan ketersediaan dan menstabilkan harga MinyaKita dipasaran.

Pertama, pemerintah dan produsen telah sepakat untuk meningkatkan 50 persen tambahan suplai minyak goreng (migor) kemasan dan curah dari 300.000 ton perbulan menjadi 450.000 ton per bulan selama tiga bulan yaitu Februari-April 2023.

Kedua, Kementerian Perdagangan bersama  Satuan Tugas (Satgas) Pangan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri 

Pangan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke produsen MinyaKita untuk memastikan terhadap ketersediaan MinyaKita dipasaran.

Dalam sidak yang dilakukan pada Selasa (7/2/2023), Menteri Perdagangan RI menemukan 550 ribu liter atau sekitar 500 ton Minyakita tertahan di gudang kawasan Cilincing, Jakarta Utara yang diproduksi pada Desember 2022 dengan alasan pemilik belum mendapatkan Domestic Market Obligation (DMO).

Dari hasil temuan sidak ini, Menteri Perdagangan yang sekaligus Ketua Umum PAN mengingatkan bahwa pendistribusian MinyaKita harus segera dilakukan, khususnya ke pasar rakyat.(Red)

Posting Komentar

0 Komentar