Aktivis 98 Bela Zulhas Terkait Tudingan Penistaan Agama

     

Foto: Aktivis 98 sekaligus pendiri Forum Komunikasi Senat Jakarta (FKSMJ) Lutfi Nasution.(Dok.Jc)


JAKARTA, TEGAR NEWS - Eksponen Aktivis Gerakan Reformasi 1998 Lutfi Nasution angkat bicara soal penggiringan opini jahat terkait pernyataan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan terkait bacaan surat Al-Fatihah dan tahiyatul akhir dalam acara Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) di Semarang pada Selasa, 19 Desember 2023.

Ia menyayangkan pernyataan dari salah satu tim pemenangan paslon capres - cawapres tertentu yang berupaya melakukan pembunuhan karakter terhadap salah satu Ketum parpol yang menjadi rivalnya dalam pilpres 2024 mendatang.

Menurut Lutfi yang juga salah satu pendiri Forum Komunikasi Senat Jakarta (FKSMJ) yang menjadi lokomotif gerakan reformasi 1998, seharusnya para elit-elit politik menyudahi politisasi agama untuk kepentingan perebutan kekuasaan lima tahunan (pilpres).

"Ini kan pilpres yang ke enam pasca reformasi 1998, jangan sampai terus-menerus melakukan kesalahan yang sama lakukan rutinitas politisasi agama dalam momentum lima tahunan," kata Lunas sapaan akrab Lutfi Nasution, Kamis (21/12/2023).

Bang Zulhas, menurut Lunas, justru mengingatkan para pendukung paslon capres-cawapres tidak memainkan isu sentimen agama dalam jargon politik pada pilpres 2024.

"Mestinya kita belajar dari pengalaman pilpres 2014 dan 2019 yang begitu dalam mencabik-cabik merah-putih dengan polarisasi menuju jurang perpecahan," imbuhnya.

Lunas melihat apa yang disampaikan Bang Zulhas merupakan fakta dilapangan, salah satu paslon capres-cawapres tertentu mengkait-kaitkan ritual shalat dengan jargon politiknya, padahal ritual shalat tersebut sudah ada jauh sebelum pilpres 2024.

Bang Zulhas itu figur pemimpin yang taat menjalankan ibadah, tidak hanya ibadah ritual, beliau juga taat melakukan ibadah sosial, jadi gak benar kalau Bang Zulhas lakukan becandaan, apalagi menistakan agamanya sendiri," paparnya.

Ini terbukti dengan beredarnya video yang sama juga muncul dari Ustadz Abdul Somad dan Ustadz Adi Hidayat. Pernyataannya kurang lebih sama, tetapi tidak ada yang menyebut bahwa itu candaan dan penistaan. Malah video itu disebar luaskan tanpa preseden negatif.

Dia meminta ke depan agar tim paslon capres - cawapres dan para pendukungnya tidak melulu melakukan politisasi agama dan memecah belah sesama anak bangsa.

"Saatnya kita jadikan pesta demokrasi lima tahunan ini sebagai ajang kontestasi politik yang riang gembira, tidak menebar kebencian, hasut, fitnah maupun adu domba untuk memperkokoh persatuan bangsa demi terwujudnya cita-cita kemerdekaan Indonesia," pungkasnya.(Red)

Posting Komentar

0 Komentar