Menunggak SPP, Siswa Dilarang Mengikuti Ujian Oleh Pihak Sekolah SMK Mandalahayu Kota Bekasi


Foto: SMK Mandalahayu Kota Bekasi.(Dok.Hisar)


BEKASI, TEGAR NEWS - Sekolah adalah tempat dimana setiap anak atau siswa untuk menimba ilmu, dan sekolah itu terbagi 2 ada sekolah Negeri dan Swasta

Tetapi baik itu sekolah Negeri atau pun sekolah swasta adalah sama2 fungsi dan aktifitas nya yaitu sebagai tempat kegiatan belajar mengajar maka dari itu setiap sekolah selalu ada slogan TUT WURI HANDAYANI 

Seperti nya Marwah sekolah sebagai tempat pendidikan sudah tidak ada di SMK Mandalahayu
Hal itu yang di alami oleh   
Rudi Pebrianto T Kelas:XII jurusan:RPL 1 tidak dapat mengikuti ujian sekolah pada senin ( 14/02/22 ) di karenakan tunggakan SPP nya

Saat di konfirmasi Fredy T orang tua siswa kebenaran informasi tersebut mengatakan, benar, anak tidak boleh ikut ujian sekolah di karenakan SPP nya nunggak, ujar nya.

"Setelah saya kesekolah menghadap wali kelas & kepala sekolah baru anak saya bisa mengikutin ujian susulan minggu depan nya ( 21/02/22 )," Terang nya.

Masih lanjut nya, 2 anak saya yang pertama & kedua juga sampai saat ini ijazah nya belum di berikan sampai foto copy ijazah nya juga sekolah tidak mau memberikan dikarenakan masih ada tunggakan SPP. Terang Fredy

Masih lanjut Fredy, memang total tunggakan anak saya ke 1 An Ridwan dengan tunggakan Rp 3,7 jt an  dan anak saya yang Ke 2 An Jonatan dengan Tunggakan 6,4 jt an, jadi total tunggak anak saya Ridwan T & Jonatan T sekitar Rp 10 jt an. Papar nya 

Di tambah kan Fredi pernah saya coba temui Kepala Sekolah nya dengan maksud memohon pengurangan tunggakan ( tertulis & bermaterai ) agar ijazah ke 2 anak saya bisa di berikan kepala sekolah & bisa saya bawa pulang, tetapi ternyata permohonan saya tidak di penuhi /di kabul kan kepala sekolah tersebut,  jelas nya

Ke 2 kali nya saya datang menemui kepala sekolah di karenakan anak saya yang ke 3 Rudi tidak bisa mengikuti ujian dengan alasan yang sama yaitu tunggakan SPP, akhir nya anak saya ke 3 bisa ikut ujian minggu depan ( susulan ), saat saya singgung surat permohonan pengurangan Kepsek nya tidak menjawab, malah mengatakan "buat bayar 1 anak dulu aja uang yang ada itu ( 4 juta ) di surat permohonan itu " ucap Fredi menirukan apa yang kepala sekolah katakan, padahal perlu di ketahui uang sejumlah 4 juta yang saya tulis di surat permohonan saya itu saya minta bantuan dari keluarga besar saya dengan syarat kalau permohonan saya du kabul kan & ke 2 ijazah anak saya di berikan, maka uang itu bakal di kumpul kan & di t, kalau tidak bisa ke 2 ijazah itu di ambil ya uang itu tidak di berikan keluarga saya, perlu di ketahui anak saya Ridwan lulusan TA 2019 / 2020 & Jonatan lulusan TA 2020 / 2021. Tutup Fredy

Terpisah, saat di minta tanggapan nya Asep Sudarsono Ka KCD Bekasi  via WA mengatakan, Nanti kita fasilitasi dan koordinasikan. Jawabnya.( Hisar / Red)

Posting Komentar

0 Komentar