Kisruh Penerimaan Peserta Didik Baru Jalur Zonasi Kota Bekasi


Foto : Ilustrasi PPDB Kota Bekasi



BEKASI , TEGAR NEWS - Ratusan wali murid mendatangi Kantor Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Jalan Lapangan Tengah, Kelurahan Margahayu Kecamatan Bekasi Timur, pada  Kamis (02/07/2020).

Mereka mengeluhkan penerimaan peserta didik baru (PPDB) jalur zonasi yang dinilai tidak valid. Mereka ingin jarak koordinat dari rumah menuju sekolah dikoreksi karena tidak sesuai kenyataan. Akibatnya, anak-anak mereka tergeser dari SMPN yang mereka tuju.

Orangtua yang hendak mengkoreksi jarak tersebut harus mengantre tanpa peduli physical distancing atau jaga jarak aman di Kantor Disdik.

Salah satu wali murid, Dewi (50) wali murid  yang hendak mendaftarkan anaknya ke SMPN 10 Bantargebang. Ia mengeluhkan titik koordinat yang terdaftar tidak valid. Dewi mengatakan, di laman website resmi Disdik Bekasi, titik kordinat yang terdaftar dari rumahnya di kawasan Bantargebang ke SMPN 10 Bantargebang, yakni 1.072 meter.
Akibatnya, anak Dewi tidak terdaftar SMPN 10.

"Titik koordinat jarak antara sekolahan ke rumah kita tidak sesuai, ini kata saya titik koordinatnya ngaco. Soalnya jarak rumah saya sama sekolahan itu enggak terlalu jauh, 5 menit - 10 menit juga udah sampai," ujar Dewi saat diwawancarai di Kantor Disdik Kota Bekasi, Kamis (02/07/2020).

Ia mencurigai ada permainan di balik pendaftaran PPDB kali ini. Sebab, ada calon murid lain yang diterima di SMPN 10, meski jarak rumahnya lebih jauh dari sekolah.

"Ada kok tadi jarak rumahnya lebih jauh dari saya, tetapi dia diterima di SMPN 10. Padahal kalau nilai lebih tinggi anak saya. Ini ada apa coba," ujarnya.

Sementara itu, Reni (40), wali murid yang hendak mendaftarkan anaknya ke SMPN 50, Rawalumbu, Bekasi mengaku kecewa dengan jalur zonasi PPDB kali ini.

Reni menilai sistem penilaian zonasi tidak valid. Karena ia harus mengantre dari pagi di Kantor Disdik untuk memperbaiki titik koordinat yang salah di laman pendaftaran Disdik Kota Bekasi.

"Saya dari pagi ini, ngantre perbaiki data. Harusnya jarak saya 983 meter ke sekolah, ini kenapa tiba-tiba di website pendaftaran malah 1,2 Kilometer, makanya tadi minta perbaiki," ujarnya.

Namun, perbaikan data ke Disdik tak langsung membuat anaknya bisa diterima di sekolah tujuan. Sebab Reni harus menunggu gelombang kedua yang dijadwalkan 15 Juni untuk bisa daftar ulang.

"Ya tidak ada solusi ke Disdik juga, minta perbaikan data tetapi saya tidak diberi tahu berapa jarak antar sekolah ke rumah saya setelah diperbaiki. Lalu, saya malah harus menunggu ke gelombang kedua, ini yang ada kuotanya malah langsung penuh duluan," tegasnya.

Ia kini memilih pasrah apapun hasil dari PPDB tahap kedua nantinya. Namun, diakuinya jika mendaftar di sekolah swasta dia tidak punya biaya.

"Saya tidak ada biaya jujur saja. Saya hanya berharap anak saya diterima di sekolah tujuan." Pungkasnya.(red)

Posting Komentar

0 Komentar