CT Beberkan New Normal dan Perubahan Bisnis Akibat Corona

JAKARTA, TEGAR NEWS - Pendiri CT Corp Chairul Tanjung membeberkan dampak New Normal dan perubahan yang bakal terjadi dalam dunia bisnis di masa mendatang.

Diketahui, New Normal secara umum adalah adaptasi seluruh pihak terhadap kegiatan yang berubah karena wabah corona. Sejumlah negara misalnya, membatasi interaksi antarmanusia dalam skala besar untuk mencegah penularan virus.


Chairul menuturkan ada perubahan perilaku manusia yang sebelumnya berinteraksi dengan banyak pihak, namun dikurangi karena ingin memutus rantai penularan corona. Hal itu pun berdampak buat dunia bisnis.

"Akibatnya bisnis harus melakukan shifting paradigm, artinya paradigma harus diubah untuk mengantisipasi perubahan perilaku," kata CT, panggilan akrab Chairul, dalam diskusi daring dengan anggota Forum Pemred pada Kamis (14/5).

Dia juga mencontohkan pihak yang biasanya menggelar konferensi skala besar dengan banyak orang, akhirnya menggunakan pelbagai platform teknologi untuk acara serupa. Selain itu, kata CT, perubahan belanja pun terjadi secara daring yang sebelumnya orang lebih memilih datang ke toko langsung.

Dia mengingatkan New Normal akan membuat perusahaan mengalamai efesiensi luar biasa karena pendapatan yang relatif turun. Jika turun, tambah dia, maka ada efisiensi.

"Salah satunya di SDM karena arahnya ke era otomatisasi," ujarnya.

Hal tersebut, kata dia, akan berakibat pada penyerapan tenaga kerja. CT menegaskan New Normal akan mengakibatkan penurunan permintaan tenaga kerja yang akan berpengaruh pula pada tingkat konsumsi domestik.

Sebelumnya, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memprediksi penyerapan tenaga kerja dari sektor investasi pada tahun ini akan mencapai 1,2 juta orang.

Kepala BKPM menyatakan optimisme itu didasarkan dari realisasi penciptaan lapangan kerja dari investasi sudah mencapai 303.085 pada Kuartal I/2020. Angka itu naik sekitar 28 persen dibandingkan periode serupa pada 2019 yakni 235.401.

Walaupun demikian, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengingatkan bahwa sudah ada PHK sebanyak 2 juta-3,7 juta orang karena wabah corona.

"Kalau di Bappenas menghitung ada sekitar 2 juta sampai 3,7 juta (yang terkena PHK dan dirumahkan akibat virus corona)," ungkap Suharso dalam konferensi video, Selasa (12/5).

Dia menuturkan fenomena ini akan menambah jumlah orang miskin di Indonesia. Pasalnya, jumlah pengangguran otomatis meningkat jika jumlah orang yang kehilangan pekerjaan bertambah setiap harinya.

Presiden Jokowi sebelumnya mengumumkan dua kasus pasien positif corona pada Maret lalu. Hingga Kamis (14/5), jumlah kasus itu melonjak menjadi 16.006 kasus. Dari kasus itu, sebanyak 1.043 orang di antaranya meninggal dan 3.518 orang dinyatakan sembuh.

Sejumlah upaya dilakukan kepala daerah dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di antaranya membatasi kegiatan perusahaan di luar sektor strategis yang diperbolehkan beroperasi terkait dengan penanganan corona dan kebutuhan hidup masyarakat. Kadin mencatat pembatasan kegiatan perusahaan berdampak pada pendapatan perusahaan dan PHK karyawan. (red)

Posting Komentar

0 Komentar