TEGAR NEWS - Setelah
muncul dukungan arus bawah agar Ketum Zulkifli Hasan mau memimpin kembali DPP
PAN melalui kongres partai tahun depan, muncul gagap pikir sebagian kader
partai dengan mengatakan Ketum hanya boleh menjabat 1 periode.
Bahkan
ada yang mengatakan apabila Zulkifli Hasan bersedia maju lagi dalam kongres
tahun depan maka hal itu dianggap menjilat ludah sendiri.
Sebagai
orang dekat Zulhas, saya perlu memberikan penjelasan sebagai berikut.
Pertama,
sebagai pribadi tentu Zulhas bebas untuk memiliki keinginan seperti yang pernah
dia katakan cukup hanya menjabat satu periode dalam memimpin PAN. Ketika
situasi politik dewasa ini muncul arus bawah yang disuarakan oleh 28 Ketua DPW
mendaulat Zulhas untuk kembali memimpin PAN, maka persoalan bergeser dari
urusan mempribadi (baca: keinginan mengabdi sebagai Ketum cukup satu periode)
dengan urusan kemaslahatan umum (baca: desakan untuk memimpin dua periode).
Bila
Zulhas memilih berpijak pada kepentingan pribadi, maka akan banyak kader yang
menganggap Zulhas pemimpin yang kerdil.
Sikap
yang bijak bagi Zulhas tidak ada pilihan lain dia harus mau maju lagi dalam
kongres yang akan datang, berjuang kembali bersama kader partai untuk
mengantarkan PAN sebagai partai pemenang dalam Pemilu 2024.
Kedua,
dalam berpartai kita harus berpegang pada konstitusi partai yaitu AD/ART. Acara
kongres di antaranya adalah membahas revisi AD/ART. Konstitusi PAN tidak
membatasi jabatan Ketum hanya satu periode. Jadi tidak ada halangan bagi Ketum
untuk menjabat kembali melalui kongres partai sebagai Ketum periode 2020-2024.
Bagi
kader partai yang menginginkan batasan jabatan Ketum hanya satu periode silakan
berjuang dalam kongres untuk mengubah aturan jabatan Ketum dalam AD/ART PAN.
Ketiga,
setiap partai politik harus memiliki strategi yang tepat dalam konstelasi
politik nasional mutakhir. Kita semua tahu hasil Pemilu 2019 menghasilkan
kabinet sekarang di mana Prabowo Subianto bergabung menjadi bagian dari
pemerintah.
Sementara
di internal PAN masih ada sekelompok kecil kader yang terjebak dalam pikiran
sempit antara oposisi dan koalisi, yang sesungguhnya sudah tidak relevan dalam
situasi politik mutakhir.
Munculnya
beberapa calon Ketum yang sudah terekspos belakangan ini, masih mencerminkan
pergulatan pemikiran politik yang sempit tersebut. Banyak kader yang ingin PAN
agar “move on” dari situasi politik saat Pemilu yang lalu.
Dari
situlah muncul dukungan arus bawah agar Zulkifly Hasan memimpin kembali. (red)
0 Komentar